Sejarah sunan Ampel. jilid 02

Sunan Ampel(syehk Ibrahim asrama mandi)

sunan ampel
Pakisaswaja.blogsport.com
Pakis,19 october 2018
Sunan Ampel merupakan putra dari ayah yang bernama Syekh Ibrahim Asmarakandi yang berasal dari Samarqand. Samarqand merupakan wilayah besar yang melahirkan ulama- ulama’ besar seperti Imam Bukhari yang termasyhur sebagai perawi hadist shohih. Di Samarqand hidup pula seorang ulama’ besar yang bernama Syekh Jamaluddin Jumadil Kubra. Beliau mempunyai anak yang bernama Ibrahim.
Syekh Ibrahim Asmarakandi di perintahkan oleh sang ayah untuk berdakwah di wilayah negara- negara Asia. Beliau berhasil mengislamkan Raja Campa dan rakyatnya, Bahkan, kemudian raja Campa dijodohkan dengan putri raja yang bernama Dewi Candra Wulan.
Dari pernikahan Syekh Ibrahim Asmarakandi dengan Dewi Candra Wulan memiliki dua orang putera yaitu Raden Rahmat  atau Sayid Ali Rahmatullah dan Raden Santri atau Sayid Ali Murtadho.
Adik dari Dewi Candra Wulan yang bernama Dewi Dwarawati di peristeri oleh Prabu Brawijaya dari Majapahit. Namun kala itu, Kerajaan Majapahit sedang mengalami masa kemunduran  yang di sebabkan oleh perang antar saudara. Oleh sebab itu, Sang Prabu Brawijaya merasa sangat risau.
Kemudian Dewi Dwarawati mengusulkan untuk memanggil keponakannya yang tinggal di Campa yaitu Sayid Ali Rahmatullah. Karena beliau memang ahli dalam mengatasi kemerosotan budi pekerti.
Maka dikirimlah utusan dari negeri Campa untuk meminta Sayyid Ali Rahmatullah datang ke Majapahit yang kemudian disambut dengan senang hati oleh sang Raja Campa.
Berangkatlah Sayid Ali Rahmatullah ke tanah Jawa yang di temani oleh sang ayah yaitu Syekh Maulana Malik Ibrahim Asmarakandi dan sang kakak yaitu Sayid Ali Murtadho.
Ada dugaan yang menyebutkan bahwa mereka tidak langsung menuju majapahit, namun singgah terlebih dahulu ke daerah Tuban.  Namun ketika di Tuban, sang ayah jatuh sakit dan kemudian wafat.
Sepeninggal ayahanda, Sayid Ali Murtadho melanjutkan dakwahnya keliling Pulau Bali, Sumba, Sumbawa madura hingga mencapai Bima. Sementara Sayid Ali Rahmatullah melanjutkan perjalanan menuju Majapahit.
Sesampainya di  Majapahit, beliau di sambut gembira oleh sang Prabu. Beliau di hadiah i sebidang tanah beserta bangunannya di Surabaya. Beliau diminta untuk mendidik para bangsawan dan pangeran Majapahit agar berbudi pekerti luhur.
Pada hari yang di tentukan, berangkatlah Sayid ali Rahmatullah ke Surabaya yang bernama Ampel dhenta. Prabu Brawijaya menyertakan 300 anggota keluarganya untuk mengikuti Sayid Ali Rahmatullah. Selama  di perjalanan, beliau melakukan dakwah sehingga bertambah pula rombongannya.
Sebelum tiba di Ampel, beliau mendirikan sebuah langgar sederhana di Kembang Kuning yang letaknya delapan kilometer dari Ampel.  Karena berdakwah di sekitar Ampel, maka beliau di sebut sebagai Sunan Ampel.
Sunan Ampel di sebut sebagai bapaknya para Wali. Beliau merupakan sesepuh wali songo, mufti atau petinggi agama Islam setanah Jawa. Beberapa murid dan putra beliau menjadi bagian dari Wali Songo. Diantaranya Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, dan Sunan Kalijaga.
Ajaran dari Sunan Ampel yang terkenal adalah falsafah moh limo. Artinya, tidak melakukan lima hal tercela. Moh limo tersebut yaitu, moh main (tidak mau judi), moh ngombe (tidak mau mabuk), moh maling (tidak mau mencuri), moh madat (tidak mau mengisap candu), dan moh madon (tidak mau berzina).
Sunan Ampel di kenal sebagai pendakwah sekaligus ahli pidato yang pandai memikat pendengarnya. Ajaran Sunan Ampel begitu bermakna bagi anak keturunannya.
Sekalipun beliau telah wafat pada tahun 1481 M dengan candra sengkala ulama Ampel seda Masjid. Cerita lisan dari masyarakat meyebutkan bahwa beliau wafat saat sujud di masjid. Namun ada riwayat lain yang menyebutkan beliau wafat pada tahun 1406 Jawa.
Penerbit; syahriyadi
Almt: pakis, Tambakromo, Pati RT 03 RW 01

Comments

Popular posts from this blog

ABU NAWAS

Sejarah sunan Gunung jati jilid 09